Philipe Croizon, seorang pria tunadaksa asal
Perancis berhasil menyebrangi lautan antara Papua Nugini sampai Papua. Jika dilihat
secara fisik, Philipe Croizon tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Namun
karena tekadnya yang besar dia berhasil menyebrangi lautan yang menghubungkan
antara Papua Nugini dengan Indonesia. Ia bermimpi untuk berenang menyebrangi
lautan yang menghubungkan Papua Nugini dengan Indonesia, hingga akhirnya ia
berhasil mewujudkan mimpinya. Tentu bukan hal yang mudah baginya untuk
melakukan aksinya untuk menyebrangi lautan. Dengan fisiknya yang terbatas dia
tetep berusaha untuk mensukseskan aksinya, dilengkapi dengan sepasang lengan
prostetik yang dilengkapi sirip ia berhasil menaklukan lautan dengan jarak 20
KM ditempuh dengan waktu 7,5 Jam.
Ia melakukan aksinya kali ini tidak sendirian, ia
didampingi dengan Amaud Chassery, perenang jarak jauh asal perancis, dan
seorang warga Papua Nugini, bernama Zet Tempa. Aksi mereka tergolong nekat,
karena mereka tidak menyempatkan diri untuk berlatih, padahal ketika melakukan
aksi bersama, banyak halangan yang dihadapinya, seperti ketika berenang dengan
melawan angin, setelah itu melawan arus yang cukup deras, namuan pada akhirnya
mereka berhasil melakukan aksi bersama.
Philipe Croizon kehilangan semua lengan dan kaki,
setelah tersengat listrik 20 MV pada tahun 1994, ketika ia hendak mencabut antenna
dari atap. Dia mengatakan bahwa aksinya terinspirasi ketika ia sedang dirumah
sakit, melihat film documenter tentang perenang lintas terusan, dan pada saat
itu dia mulai berambisi untuk melakukan aksinya menyebrangi lautan. Aksi sebelumnya
pada tahun 2010, ia berhasil merenangi terusan Inggris. Melalui aksinya ia
ingin menyampaikan pesan perdamaian dan solidaritas, dan ia bermaksud untuk
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara yang cacad dan yang tidak. Pada Juni
mendatang ia berencana untuk berenang dari Asia ke Afrika, dengan jarak 25KM. Dikutip dari Suara Merdeka 18 Mei 2012
0 Comments
komentarmu, aku tunggu! no spam!