”Suporter merupakan bagian dari klub. Di Indonesia organisasi tertinggi sepakbola adalah PSSI, jadi sudah seharusnya ikut bertanggung jawab dengan bersikap tegas terhadap bonek,” kata Wapres Pasoepati, Suprapto ”Koting”, Selasa (26/1).
Dia mempertanyakan sikap PSSI yang seakan membiarkan kelompok suporter Bajul Ijo (julukan Persebaya-red) untuk tetap datang ke Bandung. Padahal PSSI sendiri menjatuhkan sanksi bagi bonek untuk tidak boleh mendampingi timnya pada laga tandang selama dua tahun.
Selain itu pernyataan Ketua Paguyuban Suporter Surabaya (PSS), Wastomi Suheri, bahwa PSSI tidak mengkoordinir keberangkatan bonek ke Bandung adalah bentuk sikap melarikan diri dari tanggung jawab.
Tolak Bonek Koting juga mempertanyakan dengan pernyataan Wastomi bahwa kericuhan pada Minggu (24/1) lalu disebabkan karena kesalahan warga Solo yang melakukan aksi pelemparan. DPP Pasoepati sendiri tidak pernah mengoordinir anggotanya maupun warga untuk melakukan pencegatan terhadap bonek.
”Itu sebagai bentuk akumulasi kekesalan warga setelah bonek melakukan pelemparan batu saat berangkat ke Bandung,” tambahnya.
Sebagai bentuk kekesalannya, kemarin, sekitar 15 anggota Pasoepati melakukan aksi dengan membentangkan poster mendukung PT KA untuk menolak bonek melintasi Solo. ”Memang sudah sewajarnya bonek ditolak di mana pun,” tandasnya.
suara merdeka, 27 jan 10
1 Comments
Mengamankan yang pertama....
ReplyDeleteiya sob pssi memang harus cepat mengambil tindakan tegas, jika tidak permasalahan bonek akan terus berlanjut...kapan bisa tertib?
komentarmu, aku tunggu! no spam!