SEMARANG - Fenomena alam langka yang terjadi Minggu (28/3) malam,  terlihat di langit Kota Semarang. Bulan berada di atas kepala  dikelilingi oleh cincin raksasa. Sepintas cincin besar itu terlihat  berwarna putih, mengelilingi bulan yang berukuran tidak terlalu besar.  Kondisi langit yang cerah, membuat fenomena alam tersebut dapat dilihat  secara leluasa. Masyarakat pun tak melewatkan pemandangan menakjubkan  itu. Ada yang bergerombol di luar rumah, di jalan raya, atau di tanah  lapang.
Informasi adanya cincin yang mengelilingi matahari  tersebar melalui getok tular, baik secara langsung, telepon, maupun SMS.  Kendati demikian, banyak orang yang tak menyadarinya. Sebab berdasarkan  pengamatan, fenomena alam itu terjadi malam hari. Bulan bercincin mulai  tampak sekitar pukul 09.30, dan hingga pukul 23.00 bulan bercincin itu  masih bisa diamati.
Dwi Supriyanto (27), warga Jangli Krajan  Kecamatan Candisari, berusaha memotret bulan ’cantik’ ini dengan kamera  poket. Namun sayang cincin putih yang melingkari bulan tak nampak.
Menurut  sejumlah situs di internet, fenomena cincin di sekitar bulan atau yang  disebut halo tak mirip dengan halo matahari. Halo bulan biasanya tampak  pada malam hari dan berwarna putih. Tetapi halo matahari adalah pelangi  berbentuk lingkaran. Halo bulan disebabkan oleh pembiasan cahaya bulan  yang merupakan cermin sinar matahari, dari kristal es di bagian atas  atmosfer. Kristal es ini berasal dari pembekuan super tetesan air dingin  dan ada di awan cirrus yang terletak di ketinggian 20.000 kaki atau  lebih. Kristal ini berperilaku seperti permata pembiasan, dan  mencerminkan ke arah yang berbeda.
Cincin yang muncul di sekitar  bulan berasal dari sinar yang melewati sisi enam kristal es di atmosfer  tinggi. Kristal es ini membiaskan atau menekuk cahaya dengan cara yang  sama seperti belokan lensa kamera cahaya. Cincin ini memiliki diameter  22 derajat. Kadang-kadang, jika beruntung, bisa dilihat cincin kedua,  yang berdiameter 44 derajat.
Bentuk kristal es menghasilkan fokus  cahaya ke dalam sebuah cincin. Karena kristal es biasanya memiliki  bentuk yang sama, yaitu bentuk heksagonal, maka cincin bulan hampir  selalu berukuran sama. Lingkaran cahaya bisa dihasilkan oleh sudut  pandang yang berbeda dalam kristal, dan lingkaran cahaya dapat dibentuk  dengan sudut 46 derajat.
 
 

 
 
 

 
 
3 Comments
asyik dech
ReplyDeletesayang di daerah saya tdk keliatan cincinnya.:D
ReplyDeletehmmm, gitu ya. . . . ha3
ReplyDelete:santai
komentarmu, aku tunggu! no spam!